![]() |
Gunakan Internet Hanya untuk Hal-Hal yang Baik |
Tugas
dari One Day One Post minggu kedua
bulan Februari ini adalah tentang menulis isu-isu yang sedang booming di masyarakat. Dan karena tugas
inilah, maka beberapa hari belakangan saya lebih sering memindah-mindah channel televisi, mengamati. Siapa tahu
ada yang menarik untuk dituangkan dalam catatan harian di blog ini.
Ada
beberapa memang yang sedang ramai dibicarakan, semisal kasus Mirna dan Jessica
dengan sianidanya –sebuah asam lemah yang
mematikan. Bahkan, jika kalian tahu, sianida ini juga ada di ubi karet yang
tidak bisa dimakan. Pohonnya seperti ubi kayu, hanya saja bisa membesar dan
tinggi. Konon, di bagian akarnya juga ada ubi mirip seperti singkong. Tapi ia
tidak bisa dikonsumsi karena mengandung sianida.
Kasus
mereka menjadi perhatian publik karena hampir semua stasiun televisi selalu
menayangkan perkembangannya setiap hari. Orang-orang akhirnya pun menjadi ingin
tahu, apa sih alasan Jessica sampai-sampai tega membunuh Mirna?
Selain
kasus mereka, ada juga tentang Ulil Abshar Abdala dan LGBT-nya. Dia adalah
orang yang getol dan terang-terangan membela LGBT dan menganggap bahwa itu
bukan penyakit. Bahkan, Ulil juga sempat bercuap-cuap di timeline twitter
pribadinya begini: “Jika memang kaum sodom diluluh-lantakkan karena LGBT, lalu
kenapa sekarang Tuhan tidak mengadzab juga negara-negara yang mendukung kaum LGBT
ini?”
Hadeuh!
Tapi
dua kasus ini tidak membuat saya tertarik. Saya tidak hendak menuliskan tentang
mereka. Sudah banyak lebih kompeten dan menuliskan pendapatnya.
Lalu
apa yang akan saya tuangkan demi memenuhi tugas dari One Day One Post?
Maka
mulailah saya mencari-cari lagi isu yang sedang ramai dibicarakan orang-orang.
Kali ini, saya mencarinya di GoogleTrends dan menemukan sebuah berita tentang Deddy Corbuzier vs Antho Nugroho.
“Ada
apa nih?” begitu gumam saya ketika pertama kali menemukannya. Berita tentang
perselisihan mereka dicari 50ribu pencarian hanya dalam satu hari saja.
Maka
mulailah saya kepo, membaca beberapa berita terkait mereka. Dan dari sana saya
bisa membaca titik masalahnya. Bahwa si Antho ini iseng, entah sengaja atau
tidak, ia menuliskan sebuah kalimat yang tak senonoh tentang Jessica. Mengatakan
Jessica adalah (maaf) PSK. Deddy
tidak suka, karena di kalimat itu juga ada namanya.
Menyikapi
hal ini, Deddy lalu mengadakan sayembara: barang siapa yang bisa menemukan
keberadaan si Antho (nama langkapnya,
aktivitas dan alamat rumahnya) maka akan diberikan hadiah 10 juta. Dan
tidak perlu menunggu lama, Antho ditemukan. Bahkan informan Deddy sampai bisa
menjelaskan juga riwayat hidup hatersnya itu, dimana ia bekerja, dan tempat
tinggalnya.
Selanjutnya,
Deddy meminta Antho menemuinya di Jakarta. Di depan wartawan dan kamera, Antho
kemudian dipaksa meminta maaf.
Duh,
melihat beberapa poto yang beredar, saya tertegun. Antho menundukkan kepalanya
dalam-dalam. Ia seperti pesakitan yang hina. Koar-koar di sosial medianya
ternyata tidak ada apa-apanya. Ia diam dan pasrah saja ditelanjangi Deddy.
Teman-teman,
dunia maya ini seperti pedang bermata dua yang tajamnya sama. Di dalamnya, yang
baik-baik bertebaran. Yang buruk-buruk juga berseliweran. Maka jika pedang yang
dua matanya sama-sama tajam ini ada di tangan kita, hasilnya tergantung
bagaimana kita mengarahkannya.
Di
luar sana, banyak orang yang berhasil memanfaatkan internet untuk hal-hal yang
baik: menulis, show off, unjuk kebolehan, berbagi pengalaman, berjualan, dan
sebagainya. Orang-orang seperti ini mendapatkan banyak keuntungan berupa uang
dan nama baik yang didambakan.
Yah,
walau sebenarnya, boleh jadi, saat pertama kali mereka berkiprah di dunia maya,
tujuannya adalah berbagi. Tidak sampai kepikiran akan mendapatkan keuntungan
lebih berupa materi. Namun, sudah sunnatullahnya demikian, bukan? bahwa
orang-orang yang gemar berbagi kebaikan (entah
dalam bentuk tulisan, video inspirasi, atau apa saja), maka ia akan
mendapatkan kebaikan yang setimpal pula (kadang-kadang
malah lebih)
Sebaliknya,
ada orang-orang yang seperti Antho. Latah dan (maaf) bodoh. Mungkin ia lupa, bahwa beranda media sosial bukanlah
ranah pribadi yang bisa seenaknya saja berkata ini dan itu, bisa semau-maunya
saja berujar berbagai hal. Ia juga lupa, bahwa sekali sebuah status (entah itu poto atau hanya sebuah kalimat)
dipublis, maka akan susah sekali menghapusnya.
Seperti
seorang perempuan yang pernah cerita ke saya, ia mengeluh karena beberapa poto
tak senonohnya beredar di dunia maya dan disalah gunakan oleh orang-orang tak
bertanggung jawab. Dia meminta saran ke saya dan hanya bisa saya jawab, “Bertaubat
dan banyak-banyaklah berdoa, mbak.”
Sebuah
poto yang sudah diunggah di dunia maya akan susah sekali dihapus. Anggaplah ada
seorang perempuan yang pamer kecantikan di facebooknya, lalu beberapa saat
setelah itu, ada lelaki tak bertanggung jawab yang mengambilnya. Disimpan di
komputer untuk disalah gunakan. Maka nanti, ketika si perempua menghapus poto
itu, tetap saja (poto yang sama)
masih bisa beredar karena sudah dikopi dan disebarkan.
Status
juga demikian. Sekali sudah terpublis lalu ada yang menscreen shootnya, maka
alamat akan susah sekali menghindar jika ada yang menuntut dan memperkarakan.
Karena
hal inilah, maka kita harus bijak menggunakan internet. gunakan hanya untuk
hal-hal yang baik dan bermanfaat buat banyak orang. Menulis catatan harian yang
bermanfaat, membagikan resep masakan, atau, yang paling simpel, KLIK tombol
share di bawah tulisan ini dan dibagikan ke orang lain.
Saya
rasa, itu juga kebaikan.
7 komentar
saya share ya Bang ke twitter..
Jelas dan lugas bang artikelnya. Boleh jg nih dibagi2. Hehe
Setuju banget bang...
Untunglah beda sudut pandang walau mengulas tema yang sama hehehe
Untunglah beda sudut pandang walau mengulas tema yang sama hehehe
Silakan..
Terimakasih sudah berkunjung..
EmoticonEmoticon