![]() |
Jadikan sedekah sebagai amal unggulan kita |
Lumrah,
setiap selesai melaksanakan ibadah shubuh berjama’ah bersama para sahabatnya,
Rasulullah memberikan sedikit nasihat. Sebuah kebiasaan yang baik. Sebuah
teladan bagaimana menciptakan manusia-manusia terbaik sepanjang sejarah.
Seperti pagi itu, ketika baru saja menyelesaikan ibadah shubuh mereka,
Rasulullah dan para sahabatnya duduk melingkar.
Rasulullah
kemudian bertanya, “Siapakah diantara kalian yang pagi ini berpuasa?”
Sejenak,
semua diam, beberapa sahabat bahkan saling berpandangan. Lalu, Abu Bakar
menjawab, “Saya wahai Rasulullah.”
Setelah
Rasulullah tersenyum, kemudian beliau melanjutkan pertanyaan berikutnya, “Siapakah
hari ini yang mengantarkan jenazah orang yang meninggal?”
Sahabat
kembali diam. Mereka tidak pernah menduga bahwa sepagi ini akan diberi
pertanyaan tentang amalan apa saja yang sudah dilakukan. Setelah beberapa
sahabat saling pandang tidak bersuara, kemudian Abu Bakar yang berkata lagi,
kali ini agak pelan, Abu Bakar malu, “Saya, wahai Rasulullah.”
Belum
selesai. Rasulullah bertanya lagi, “Siapakah di antara kalian yang hari ini
memberikan makan kepada orang miskin?”
Tetap
tidak ada yang menjawab kecuali Abu Bakar, “Saya, wahai Rasulullah.”
Terakhir,
Rasulullah bertanya lagi, “Siapakah di antara kalian yang hari ini telah
menengok orang sakit?”
Mendapati
tidak ada sahabat yang menjawab, hanya tertunduk malu karena merasa kecolongan
dan kalah, Abu Bakar lalu menjawab lirih, “Saya, wahai Rasulullah.”
“Wahai
sahabatku,” kata Rasulullah memberi kesimpulan, “Tidaklah semua amal di atas
terkumpul dalam diri seseorang melainkan ia akan masuk surga”[1].
Dan seketika itu, Abu Bakar menangis. Senang dan juga haru bercampur dalam
dadanya.
Pembaca
yang budiman, sekarang coba bayangkan sebuah pompa air yang ada di rumah. Pompa
air itu terhubung dengan sebuah pipa panjang yang mengalirkan air ke beberapa
tempat di dalam rumah kita, kamar mandi, taman dan halaman depan, dapur, dan
halaman belakang. Andai saja, ketika pompa air itu dinyalakan, lalu semua keran
yang ada dibuka, kira-kira apa yang akan terjadi?
Benar,
air yang mengalir melalui masing-masing pipa pasti kecil. Tidak memancar deras.
Tidak maksimal. Bandingkan jika ketika pompa air dinyalakan, keran yang dibuka
hanya satu saja. Maka aliran airnya akan memancar deras.
Begitulah
kita. Kita bukan manusia sekaliber Abu Bakar, yang sejak pagi buta sudah
melakukan banyak amal kebaikan. Kita punya keterbatasan, punya kapasitas, juga
punya level keimanan yang teramat jauh di bawah dibandingkan para sahabat. Maka
adalah sebuah kebijaksanaan ketika kita mampu memilih amal kebaikan yang harus
didawamkan setiap hari sepanjang hayat.
Itulah
sebabnya, khatib setiap jumat selalu mengingatkan bahwa takwa adalah
melaksanakan perintah Allah semampunya dan meninggalkan semua larangan Allah,
baik yang kecil, maupun yang besar. Perhatikan, bahwa ketika melaksanakan
perintah Allah, maka kita diminta melaksanakan semampunya saja, sesuai
kepasitas yang ada pada diri kita.
Sejarah
juga mencatat, bahwa banyak sahabat yang masuk surga dan mendapatkan banyak
keutamaan karena melakukan amalan kebaikan yang rutin sepanjang hidupnya. Bilal
misalnya, dialah sahabat yang mendawamkan shalat sunnah dua rekaat setelah
wudhu sepanjang hidupnya, hingga kemudian Rasulullah berkata, “Sungguh, aku mendengar
suara terompah Bilal di surga.”
Abdullah
bin Mas’ud lain lagi, karena keterbatasan fisiknya, ia lalu mendawamkan untuk
giat menuntut ilmu, hingga kemudian, saat para sahabat menertawakan kaki
Abdullah bin Mas’ud yang kecil, Rasulullah berkata, “Sungguh, kaki itu jauh
lebih berat dibandingkan dengan gunung uhud sekalipun!”
Abu
Hurairah, karena ‘keterlambatannya’
memeluk Islam, lalu memaksimalkan kemampuan ingatannya, ia selalu menjadi ‘ekornya’ Rasulullah untuk belajar dan
menghapalkan hadist. Hasilnya, Abu Hurairah menjadi ahli hadist yang hingga
sekarang namanya sering kita dengar.
Kita
seharusnya demikian, sadar bahwa kita tidak sehebat Abu Bakar dan para sahabat
yang lain, maka selayaknyalah kita, di tahun 2014 (tuisan ini dibuat tahun 2014 dan pernah dimuat dalam salah satu majalan lembaga zakat) ini mulai menentukan amalan
unggulan kita sekarang. Menentukan amalan yang kita yakin mampu kita lakukan
dari sekarang hingga ajal menjelang.
Mengapa
kita perlu memiliki amalan unggulan? Sebuah hadist Rasulullah menjawab
pertanyaan ini, “Bagi
setiap orang yang beramal terdapat sebuah pintu khusus di surga yang dia akan
dipanggil melalui pintu tersebut karena amal yang telah dilakukannya.” (HR.
Ahmad dan Ibnu Abi Syaibah dengan sanad sahih, demikian kata Al-Hafizh dalam
Fath Al-Bari, 7/30).
Dan salah satu amalan unggulan yang bisa kita
lakukan sekarang adalah bersedekah, berinfak. Semoga, dengan rutinitas kita
melakukan sedekah setiap hari atau setiap bulan, mengantarkan kita ke surga-Nya
kelak. Masuk ke dalamnya melalui pintu khusus yang telah disediakan.
“Barangsiapa yang berinfak dengan sepasang hartanya
di jalan Allah maka ia akan dipanggil dari pintu-pintu surga, ‘Hai hamba Allah,
inilah kebaikan.’ Maka orang yang termasuk golongan ahli shalat maka ia akan
dipanggil dari pintu shalat. Orang yang termasuk golongan ahli jihad akan
dipanggil dari pintu jihad. Orang yang termasuk golongan ahli puasa akan
dipanggil dari pintu Ar-Royyan. Dan orang yang termasuk golongan ahli sedekah
akan dipanggil dari pintu sedekah.” (HR Bukhari)
Wallahu a’lam.
[1]
Dari Abu Hurairah r.a. berkata, bahwa
Rasulullah saw. bersabda, “Siapakah di antara kalian yang pagi ini berpuasa?”
Abu Bakar menjawab, “Saya, wahai Rasulullah.” Rasulullah saw. bersabda,
“Siapakah hari ini yang mengantarkan jenazah orang yang meninggal?” Abu Bakar
menjawab, “Saya, wahai Rasulullah.” Rasulullah saw. bertanya, “Siapakah di
antara kalian yang hari ini memberikan makan pada orang miskin?” Abu Bakar
menjawab, “Saya, wahai Rasulullah.” Rasulullah saw. bertanya kembali, “Siapakah
di antara kalian yang hari ini telah menengok orang sakit?” Abu Bakar menjawab,
“Saya, wahai Rasulullah.” Kemudian Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah semua
amal di atas terkumpul dalam diri seseorang melainkan ia akan masuk surga.”
(HR. Bukhari)
8 komentar
Makasih, Bang, ilmu barunya
Makasih, Bang, ilmu barunya
Bener,bang..
Sepatuuu....
Aku apa ya???
Masyaallah, semoga bisa mendawamkan amal, aamiin.
Makasih Bang ini sangat bermanfaat.
Makasih Bang ini sangat bermanfaat.
EmoticonEmoticon